Kalau orang harus
datang ketika aku suka dan seketika menghancurkan cerita yang telah ku rangkai,
maka dia pasti kamu, tr. Tak ada sikap istimewa yang terlontar dari kamu, tapi
aku bisa seakan dibuat bagai terhempas panaan, dengan tingkah konyol yang bisa
membuat fikiran-fikiran baru yg nakal, karna seharusnya itu tak ada. Kamu
membuat dia sedikit menyisih hanya dengan sedikit gejolak senyum di raut wajah
yang beraura pelindung mu itu.Jika kamu diam, maka
aku akan selalu mengusahakan menjadi orang pertama yang terbisu sambil
melihatmu. Tak tampak cerita baru dari kisah awam ‘kita’. Tapi akan selalu ada
sedikit memori yang akan selalu bertambah hanya karna melihat kamu, tr. Bahkan
ketika aku hanya mendengar nama mu disebut secara perlahan di gendang telinga
ku, aku merasa bahwa lekak-lekuk memori tentang kamu semakin menjadi-jadi di
setiap jengkal waktuku.Entah sejak kapan aku
mulai meraba asa untuk ingin bersama kamu, atau mungkin hanya untuk melihat
kamu tiap alunan waktunya. Terkadang hal ini suka menjadi bibit pertanyaan baru
untukku, apa masih ada dia yg aku pikirkan ketika aku melihat kamu? Apa masih
ingat aku tentang likuk wajah nya ketika aku bertegur sapa dengan senyummu yang
menempel sendu di balik sosok penyayangmu itu? Apa aku sempat mengetahui siapa
kamu bahkan ketika hanya namamu yang terngiang dikepala ku? Sekarang aku mulai
kesulitan karna terlalu banyak pertanyaan membingungkan yang timbul hanya karna
seelus asa yang teraba.Dia menyisih sedikit
dari posisi tegak lurusnya selama ini, dia terpojok tak terarah dari titik
pusat kordinat dia sebelumnya. Tidak ada yang salah dengan dirinya, hanya
saja…. Ada sesuatu yang kurang pas dengan keadaan perasaan aku saat ini. Saat
deretan kata ini bertumpuk menjadi satu bacaan yang tanpa sadar mengerakan
ujung-ujung jemariku untuk tetap mengalun lihai di atas huruf-huruf yang
disebut keyboard. Ada yang datang tiba-tiba, tanpa permisi menyelinap masuk
hanya untuk kata tak sengaja. Tapi justru tertangkap basah oleh perasaan ku.
Kamu, ya kamu. Kamu datang entah dibawa angin macam apa hingga sampai tepat
dibawah lampu yang sedang bergemerlap menyorot satu objek, yaitu diri kamu
sendiri.Memang tidak adil,
diraba dari sisi manapun akan sama. Takan ada kata adil yang menyambangi
penafsiran akan apa yang terjadi sekarang. Hanya saja, aku tidak tahu bagaimana
bisa aku selalu menaruh intensitas perhatian ku pada kamu, dibanding dia yang
entah sejak kapan aku merasa bahwa bersama dia berbagi obrolan hanya seperti
membuang waktu kosong. Memuakan pikiran untuk memerintahkan senyum tetap
bertempur dibalik watak menjengkelkan ku yang ingin meluap-luap ini. Terasa seperti ada topeng manis yang
bergelayutan diwajah menjengkelkan ku ini. Aku ingin sekali menunjukannya pada
dia, tapi aku takut. Takut ketika aku
menampakkan itu kepada dia, maka akan ada sejenjang jarak lagi yang kubuat
diantara aku dengannya. Dan itu hanya untuk segumpal harapan akan sosok kamu,
tr. Saat itu terjadi, takdir malah menuliskan hal lain tentang aku dan kamu
yang tak bisa bersama berbagi rasa, meski hanya dalam kuantitas kecil. Itu
karna kamu yang tak mau terlibat dalam catatan kehidupan cintaku, sekarang dan
kedepannya,tr. Menyakitkan, tapi itulah konsekuensi yang mungkin akan terjadi
nantinya.Melupakan mungkin
adalah kata yang selalu dianjurkan setiap mahluk yang menyebut mereka teman.
Tapi dengan sangat sadar aku paham betul dimana letak kesalahan ketika
melupakan sedikit saja untaian pikiranku tentang kamu. Akan ada begitu banyak
rasa lega yang lenyap tersapu oleh pendirian. Ketika rasa lega itu lenyap maka
dengan sendirinya akan tumbuh kesunyian yang urung pergi dalam waktu dekat. Dan
itu tak akan aku lakukan, bahkan demi dia yang selalu menaruh diriku
dipikirannya. Karna kamu terlalu banyak membuat serpihan ingatan di tiap hirup
nafasku, tr.
Jadi sekarang, aku hanya akan mencoba menekan setiap tindak-tanduk rasa gejolak akan dirimu. Tanpa sedikitpun aku melupakan segelintir memori tentang kamu, tr. Maka berdoa kepada Tuhan agar kamu bisa dengan leluasa mendapatkan kebahagiaan meski bukan dengaku adalah barisan permintaan yang tak luput dari doaku pada-Nya.
Jadi sekarang, aku hanya akan mencoba menekan setiap tindak-tanduk rasa gejolak akan dirimu. Tanpa sedikitpun aku melupakan segelintir memori tentang kamu, tr. Maka berdoa kepada Tuhan agar kamu bisa dengan leluasa mendapatkan kebahagiaan meski bukan dengaku adalah barisan permintaan yang tak luput dari doaku pada-Nya.